BLITAR | DNA - Dikota blitar Jawa Timur nama Lingkungan Santren, Kelurahan Tanggung, Kepanjenkidul sudah tidak asing lagi di telinga. Dimana dikelurahan inimerupakan sentar atau pusat kerajinan kendang jimbe yang sebagian besar pangsa pasarnya ke luar negeri.
(foto:dnaberita/nurwahid)
Bahkan, saat ini kendang khas blitar tersebut sudah mampu merambah benua afrika, kususnya di afrika selatan tempat digelarnya ajang piala dunia 2010.
“Untuk permintaan dari luar negeri saat ini mengalami peningkatan cukup signifikan, bulan ini saja pesanan mencapai 2000 buah lebih, diantaranya ada negara Turki, Chili, Tunesia dan Thailand,” ujar salah seorang pengrajin kendang di lingkungan santren, kelurahan kepanjen kidul kota blitar, Pramu.
Ketika melayani pesanan dari luar negeri, biasanya para perajin kendang diminta untuk menuliskan nama sesuai dengan daerah tujuan. Misalnya, untuk melayani pesanan dari orang Turki, di kendang tersebut telah diberi label Turkiye. Hal itu untuk mengaitkan souvenir tersebut nama bangsa. Meski begitu, tidak meninggalkan produsen aslinya, yakni Kota Blitar.
“Begitu juga pas kemarin ngirim ke daerah lain. Ya diberi label sesuai pesanan,” tambah Pramu.
Hal itu tidak lantas membuat khawatir perajin kendang bahwa produknya bakal diaku-aku atau dijiplak oleh daerah ataupun negara lain. Sebab pada dasarnya, sebagai perajin mereka hanya menerima dan melayani permintaan dari pemesan.
“Ndak khawatir. Kalau pas banyak konsumen datang ke makam, biasanya mereka baru tahu kalau kendang itu asli Blitar,” terang pria yang membuka tiga showroom di kawasan wisata Makam Bung Karno.
Sedangkan untuk harga kendang ini berkisar antara Rp 95.000 sampai Rp 1,5 juta rupiah tergantung dari ukuran dan jenisnya. “ kalo untuk harga, ya lihat ukuran dan jenisnya. Ada yang 95 ribu, ada juga yang sejuta lebih,” pungkas pramu.